Sebuah organisasi manufacturing yang mempunyai karyawan sekitar 270 orang mempekerjakan seorang manajer pabrik baru dengan maksud untuk mengurangi biaya-biaya produksi, meningkatkan kualitas produk, dan memperbaiki produktivitas karyawan. Pekerjaan adalah melelahkan dan kondisi-kondisi pekerjaan sangat tidak menyenangkan. Ini terutama disebabkan oleh panas dan debu yang ditimbulkan oleh proses produksi. Hari kerja dibagi menjadi 3 shift, dimana lama waktu setiap shift adalah 8 jam, tanpa waktu makan yang ditetapkan secara eksplisit. Para karyawan biasanya membeli minuman dan makanan dari warung-warung di sekitar pabrik dan minum atau makan sambil bekerja. Teknisi keamanan pabrik mengemukakan bahwa gang-gang yang digunakan untuk lalu lintas truk-truk pengangkut barang sering terhambat atau terganggu oleh lalu lalang para karyawan yang memerlukan dan membeli minuman dan makanan. Manajer baru mengambil keputusan untuk membangun sebuah cafeteria untuk mengurangi bahaya keamanan ini dan untuk memberikan kepada para karyawan suatu tempat makan jauh dari proses produksi yang tidak menyenangkan.
Setelah bangunan diselesaikan, para karyawan mulai makan di cafeteria seperti yang diharapkan. Bagaimanapun juga, meninggalkan lokasi pekerjaan menunjukkan secara implisit adanya periode istirahat untuk makan bagi para karyawan. Waktu yang dihabiskan para karyawan untuk keperluan tersebut tentunya naik secara menyolok dan sebagai akibatnya terjadi penurunan produktivitas. Manajer pabrik kemudian memutuskan bahwa untuk menghindari para karyawan mondar-mandir ke cafeteria, dia akan memindahkan kursi-kursi. Para karyawan marah karena “kenyamanan” yang selama ini mereka rasakan telah diambil. Konsultan pengembangan organisasi (organization development), setelah diperkenalkan, memperoleh informasi dari serangkaian wawancara bahwa para karyawan tidak pernah menginginkan cafeteria. Mereka sesungguhnya menginginkan lokasi yang lebih aman dari truk-truk pengangkut barang.
Archive for 2015
Bekerjasama Dalam Team (Kelompok)
Pengertian Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan
orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga,
kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah
berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga
melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi
antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Karakteristik Kelompok
Karakteristik
Kelompok antara lain:
1.
Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal
maupun non verbal.
2.
Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui
menjadi anggota suatu kelompok
3.
Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok
secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4.
Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5.
Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta
dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.(Samuel )
Tahapan Pembentukan Kelompok
Perkembangan
sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian,
terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok.
Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam pembentukan kelompok.
A. Forming.
A. Forming.
Forming
adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu
kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi
seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati
peserta tersebut.
B.
Informing.
Informing
merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan
tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya
akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa
mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari
titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok.
Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.
C. Storming.
C. Storming.
Pada
tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk.
Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena
pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan
antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara
peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat
memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan
menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa
mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar
fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta
untuk mengatasi konflik yang terjadi.
D. Norming.
D. Norming.
Tahapan
ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah
ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati
identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan
disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan
norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada
kelompok.
E. Mourning.
E. Mourning.
Mourning
merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan
ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan
kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah
berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai
memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan
dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan
kelompok menuju bubarnya kelompok.
F. Transforming.
F. Transforming.
Pada
tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah
terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada
kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat
menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang
terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian
yang diberikan tidak berlebihan.(Psikologi Kelompok)
Kekuatan Team Work
Teamwork
atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk
mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disAdari bahwa teamwork
merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencpai
tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua
tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim. Dalam sebuah tim
yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan
pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli
dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang
dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Implikasi Manajerial
Implikasi
manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan
kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. apa
implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas (borderless
Tipe organisasi transnasional/tanpa batas memakai pengaturan yang mengeliminasi
atau menghapus halangan geografis artitisial.Para manajer memilih pendekatan
ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar global yang
kompetitif.Implikasi yang dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana
mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik
dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara
ttersebut.Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu
organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi
manajerial di seluruh negara dimana perusahaan iitu berada.(Zhaxiann)
Kesimpulan
Kelompok atau team merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil dimana untuk berkomunikasi lebih mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggota tersebut.(Ruslan)
Kesimpulan
Kelompok atau team merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil dimana untuk berkomunikasi lebih mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggota tersebut.(Ruslan)
http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-kelompok.html(23
Juni2015,Pukul 15.17 WIB)
http://samuel-idegue.blogspot.com/2013/04/1-pengertian-dan-karakteristik-kelompok.html(23
Juni2015 Pukul 15.19 WIB)
http://psikologikelompok.blogspot.com/2010/10/tahapan-pembentukan-kelompok.html(23
Juni2015 PukuL 15.20 WIB)
http://zhaxiann.blogspot.com/2013/04/bekerja-dalam-team-atau-kelompok.html(23Juni
2015 Pukul 15.24 WIB)
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Definisi Pengambilan
Keputusan
Definisi pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi
adalah berdasarkan berdasarkan banyaknya
waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana
organisasi harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian
organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Jenis Jenis
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan secara garis besar ada 2, yaitu rutin
dan tidak rutin.
Keputusan : adalah hasil pemecahan masalah yang
dihadapinya dengan tegas. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan
hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan
waktu yang singkat, untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak
dan bersifat perasaan.
Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini memberikan keuntungan, yaitu :
Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini memberikan keuntungan, yaitu :
•
Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga
mudah untuk memutuskan.
•
Keputusan intuitif lebih tepat untuk
masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan
•
Pengambilan Keputusan Rasional :
yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional
berfikir dan lebih bersifat objektif. . Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif dan dapat diukur.
•
Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Fakta : yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data
empiris dan fakta nyata sehingga dapat memberikan keputusan yang valid sehingga
tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi.
•
Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Wewenang : yaitu pengambilan keputusan yang berdasarkan atas
wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemimpin.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua
bagian yaitu :
a. Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan
berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
b. Keputusan tidak
Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada
saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan
informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Menurut Terry (1989) faktor faktor yang mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan
1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang
emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan
untuk mencapai tujuan organisasi
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan
pribadi, perhatikan kepentingan orang lain
4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari
tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang
cukup lama
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk
mendapatkan hasil yang baik
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat
diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian kegiatan berikutnya.
Implikasi Manajerial
Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam
organisasi Pemerintah dengan Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala
daerah atau pun pusat akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari
masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan
Pemerintah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan suatu
kota.
Referensi / Sumber
•
http://www.slideshare.net/MSuryaPrtama/definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan
•
http://irpantips4u.blogspot.com/2012/11/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
TEORI DAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam
kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin,
atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari
peranya memberikan pengajaran/instruksi.
TEORI-TEORI
KEPEMIMPINAN :
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :
a.Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi
pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan
serta didorong oleh kemauan sendiri.
b.Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir
ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan
pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
1.Teori-teori
dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
– Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
c) Teori
Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi(kajianpustaka.com/2012)
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi(kajianpustaka.com/2012)
B. TIPOLOGI
KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1.Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.Tipe
Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.Tipe
Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5.Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.(Desndesty)
C.FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan
mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin,
dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri,
pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina
kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk
mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek
kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai
pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari
kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang
kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita
menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang
kepemimpinan.(Mapelz)
D.IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM
ORGANISASI
Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi Implikasi Manajerial Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu : 1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan 2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan. Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan. Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehingga dalam organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.(Muhammad lutfi)
-referensi
1.http://desndesty.blogspot.com/2012/11/arti-penting-kepemimpinan-dalam_7976.html(9 April 2015, Pukul 20.21 WIB)
2.http://mapelz.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-dalam-kepemimpinan.html(9 April 2015,Pukul 20.23 WIB)
3.http://www.kajianpustaka.com/2012/11/pemimpin-dan-kepemimpinan.html#.UWIpo6KBnvs.kepemimpinan.html#.UWlPo6KBnvs(9 April 2015,Pukul 20.27 WIB)
1.http://desndesty.blogspot.com/2012/11/arti-penting-kepemimpinan-dalam_7976.html(9 April 2015, Pukul 20.21 WIB)
2.http://mapelz.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-dalam-kepemimpinan.html(9 April 2015,Pukul 20.23 WIB)
3.http://www.kajianpustaka.com/2012/11/pemimpin-dan-kepemimpinan.html#.UWIpo6KBnvs.kepemimpinan.html#.UWlPo6KBnvs(9 April 2015,Pukul 20.27 WIB)
4. http://muhammadlutfi27-lutfi.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-kepemimpinan-dalam.html
(9 April 2015,Pukul 20.32 WIB)
Peran Komunikasi dalam Organisasi
A. PENGERTIAN & ARTI PENTING KOMUNIKASI
Kata atau istilah
komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut
asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau
‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah suatu proses atau
kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai
tujuan tertentu. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan
manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa
komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun
organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi
apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan
manusia baik secara perorangan, kelompok, atau organisasi.
Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi
menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini
terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam
berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses
komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi
adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi menjadi penting karena
fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi
seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan perasaan hati
nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui
komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau
terisolasi dari lingkungan di sekitarnya.
B. JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI
Jenis-jenis Komunikasi, yaitu :
1.Komunikasi Intrapribadi :
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalahkomunikasi dengan
diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnyaberpikir.
2.Komunikasi Antarpribadi :
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yangmemungkinkan respon verbal maupun nonverbal
berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah
komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua
individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi
diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarakyang dekat;
pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan
simultan.
3.Komunikasi Kelompok (Kecil) :
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil
orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang
yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi
kelompok.
4.Komunikasi Publik :
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah
orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik
meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri
komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal;menuntut persiapan pesan
yang cermat, menuntut kemampuanmenghadapi sejumlah besar orang; komunikasi
cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan
peristiwayang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara
khususmelakukan fungsi-fungsi tertentu.
5.Komunikasi Organisasi :
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang
lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan
komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung
kebutuhan.
6.Komunikasi Massa :
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan media
massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan
heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat
dan selintas.
PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana
komunikator menyampaikanpesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan
suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proseskomunikasi
ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusiadan ada
penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah
sebagai berikut :
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.
C. Komunikasi Efektif
Tujuan dari
Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam memahami pesan
yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga
bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta
dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau
komunikan. tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman informasi
dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi monoton.
Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara
baik.
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan
bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan
(accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam
setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator
dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi
dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan dimana :
1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta
dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat
disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh
pengirim.
3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk
melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang
dikirim.
D. Kesimpulan
Komunikasi adalah salah satu kunci dari
keberhasilan dalam berorganisasi. Dengan komunikasi yang baik, maka tercipta
interaksi yang baik, dan dengan interaksi yang baik pula tercipta komunikasi
yang efektif. Bukan hanya dalam organisasi, komunikasi juga sangat penting bagi
manusia sebagi mahluk sosial.
Referensi :
“Pentingnya Komunikasi Dalam
Kehidupan Manusia Dan Bentuk-Bentuknya” 12 maret 2015 pukul 03.04 WIB ; https://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/arti-penting-komunikasi/
“Pengertian Dan Arti Penting Komunikasi”
” 12 maret 2015 pukul 02.42 WIB
; https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/pengertian-dan-arti-penting-komunikasi/
Abidin, Zainal.
“Pengertian Komunikasi, Arti Penting Komunikasi, Jenis dan Proses Komunikasi,
Komunikasi yang Efektif” 12
maret 2015 pukul 02.13 WIB ; http://zabidin1993.blogspot.com/2013/04/pengertian-komunikasi-arti-penting.html
"KEHILANGAN" KURSI
Pertanyaan kasus
Apa- kesalahan-kesalahan pokok yang harus dibuat manajemen dalam proses perubahan tersebut?jelaskan jawaban saodara?
Jawab :
kesalahan yang dapat saya lihat disini adalah peningkatan mutu produksi, tanpa melihat kualitas karyawan. solusi pertama adalah membangun cafetaria.
Lalu masalah ke dua yaitu tidak teratur nya jam istirahat, sehingga banyak karyawan bolak balik ke cafetaria, tanpa ada nya sanksi tegas. dan karena hal itu manajmen menarik "bangku" dari cafetaria tsb. seharusnya hanya dengan membuat beberapa aturan tegas manajemen dapet mengurangi masalah tsb.
Yang terakhir adalah memperbesar jalan yang di lalui oleh truk truk tsb.
sehingga dapat terwujud lah produkivitas yang tinggi, kualitas yang baik serta karyawan yang berkualitas
Konflik
Konflik berasal dari kata
kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
1.
penyebab
konflik
·
Perbedaan
individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik.
Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu
dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam
menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu
perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena
berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
Seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang
berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat
memicu konflik.
·
Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan,
pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab
itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang
sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan
kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan.
Para tokoh masyarakat menanggap
hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka
sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai
penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang
dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan.
Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga
harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial
di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar
kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok
buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara
keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha
menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar
bidang serta volume usaha mereka.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang
lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau
bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang
mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat
tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi
nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai
yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak
kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan
kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah
menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung
tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan
istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara
cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di
masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan
karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
2.
Jenis-jenis
konflik
Menurut Dahrendorf,
konflik dibedakan menjadi 6 macam :
·
Konflik antara atau dalam peran
sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam
keluarga atau profesi (konflik peran (role))
·
Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar
keluarga, antar gank).
·
Konflik kelompok terorganisir dan tidak
terorganisir (polisi melawan massa).
·
Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang
saudara)
·
Konflik antar atau tidak antar agama
·
Konflik antar politik.
·
konflik individu dengan kelompok
3.
Cara-Cara
Mengatasi Konflik
Mengatasi konflik antara
pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak yang berkonflik
untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari pihak luar yang
menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk mengatasi konflik
yang telah terjadi :
·
Rujuk : merupakan
usaha pendekatan demi terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi
kepentingan bersama pula.
·
Persuasi :
mengubah posisi pihak lain, dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul,
dan bukti factual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan
konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
·
Tawar-menawar
: Suatu penyelesaian yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan
kesepakatan yang dapat diterima.
·
Pemecahan
masalah terpadu : Usaha pemecahan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua
belah pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan
berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan
merumuskan alternative pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang
berimbang bagi kedua pihak.
·
Penarikan
diri : Cara menyelesaikan masalah dengan cara salah satu pihak yang
bertikai menarik diri dari hubungan dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian
ini sangat efisien bila pihak-pihak yang bertikai tidak ada hubungan. Bila
pihak-pihak yang bertikai saling berhubungan dan melengkapi satu sama lain,
tentu cara ini tidak dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik.
·
Pemaksaan
dan penekanan : Cara menyelesaikan konflik dengan cara memaksa pihak lain
untuk menyerah. Cara ini dapat dilakukan apabila pihak yang berkonflik memiliki
wewenang yang lebih tinggi dari pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu
cara-cara seperti intimidasi, ancaman, dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak
yang lain akan mengalah secara terpaksa.
B.
TEORI
MOTIVASI
1. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham
Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki
kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,
orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu
dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan
biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan
penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat
paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat
berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
• Kebutuhan fisiologis (rasa
lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa
aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan
rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan
(berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri
(kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik:
keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan
kepuasan diri dan menyadari potensinya). Bila makanan dan rasa aman sulit
diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan
motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan
mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika
kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya
ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus
bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
2. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua
jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan
menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene
(faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene
memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya
(faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
3. TEORI MOTIVASI DOUGLAS Mc GREGOR
Mengemukakan dua pandangan
manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat
pengandaian yag dipegang manajer. karyawan secara inheren tertanam dalam
dirinya tidak menyukai kerja. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus
diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. Karyawan akan
menghindari tanggung jawab. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua
factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative
ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y : karyawan dapat memandang
kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain. Orang akan
menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
Rata rata orang akan menerima tanggung jawab. Kemampuan untuk mengambil
keputusan inovatif.
4. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang
cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan
melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil
dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya
motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
•
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu
tugas
•
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang
akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas
untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti
perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan
sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang
dari yang diharapkan
5. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961)
Yang dikemukakan oleh Mc Clelland
(1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia,
yaitu:
•
Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
•
Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan
sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
•
Need for Power (dorongan untuk mengatur)
C.
PROSES
MEMPENGARUHI
1.
WEWENANG
Wewenang dalam arti kemampuan
untuk mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Wewenang
adalah kekuasaan yang syah untuk melaksanakan peranan sesuai dengan jabatan
untuk mewujudkan harapan-harapan selaras dengan lingkungannya.Wewenang
merupakan wahana untuk memasyarakatkan nilai-nilai dan norma-norma dalam suatu
lingkungan. Seseorang harus bijak dalam mengambil wewenang yang dia miliki
jangan sampai merugikan orang lain akan tetapi menguntungkan diri sendiri.
2.
KEKUASAAN
Kekuasaan merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan.
Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam
manajemen. Karena kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin
sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan
penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di
dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan manager yang
menginginkan peningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan
penjualan itu. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih.
Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan
sesuatu di mana B tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu
melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan
demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki
kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan
oleh orang lain atau kelompok lain. Kekuasaan amat erat hubungannya dengan
wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus dibedakan. Kekuasaan melibatkan
kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari kekuasaan yang cakupannya
lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi kekuatan. Wewenang adalah
kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena posisi yang dipegang dalam
organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi perintah manajernya karena
posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang untuk memerintah secara sah.
3.
PENGARUH
Faktor yang mendorong kita
untuk melakukan sesuatu. itu makna sederhananya. faktor itu bisa datang dari
dalam diri kita termasuk di dalamnya faktor emosi, perasaan (afeksi) , cara
berfikir (rasio), atau juga berasal dari luar diri kita seperti lingkungan,
budaya, dan life style.
Sumber :
http://agungsanta9.blogspot.com/2015/01/resume-kelompok-3-proses-yang.html